Minggu, 22 November 2015

There are two humans

pixabay.com

Cita-cita

"Aku ingin membahagiakan banyak orang."
Yode menjawab tanya Aima.

"Bagaimana caranya?" Aima masih bertanya mencari tau apa cita-cita Yode.

"Ya..., belum tau." Jawaban singkat yang sejurus kemudian segera ditodong pertanyaan dari ujung telepon.

"Poligami?"

"Ih, ya nggak juga." Yode menjawab dengan santai.

"Syukurlah, ku kira ia akan mengiyakan tebakanku," batin Aima yang kegirangan tetapi berusaha ia tenang. "Ehm..., kupikir mau dengan poligami seperti pengenmu dulu."

"Hem, aku bahagiakan banyak orang seperti anak yatim, orang-orang terlantar."

"Mulianya..., kupikir dengan menikahi lebih dari satu perempuan." Timpal Aima memastikan.

"Aku masih ingat kau tidak ingin membagi cintaku ini dengan yang lain Aima, aku masih ingat. Aku mengerti kau masih takut, tanyamu hanya memastikan bahwa aku sudah mengubur impianku beristri empat, dan aku memang ingin menikah denganmu tanpa memberi syarat apapun." Yode mengenang keinginan Aima dalam benaknya.

"Halo! Assalamualaikum, Yod"

"Ya! Halo-halo," jawab Yode kaget.

"Kok diem..., salamku juga gak dijawab?"

"Kan gak wajib kalau didahului perkataan lain"

"Oh gitu ya? Seperti tak harus poligami untuk bahagiakan banyak orang, ya?

"Iya.. bener say...yur mayur... hehehe, eh tapi bisa jadi salah satu cara juga ya buat bahagiain banyak orang?"

Tut, tut, tut.

Yode harus merajuk sepertinya, benar-benar sensitif calon ibu anak-anakku ini, pikir Yode sambil tersenyum-senyum sendiri karena tak kaget dengan sisi kekanakan Aima yang sudah mulai ia pahami, juga sayangi.

Tut.. tut.. tut..

"Assalammualaikum, halo Aima."