Rabu, 26 November 2014

My First Post on My Blog :)

Pernahkah kalian mendengar tentang sebuah nasehat atau petuah bijak yang berpesan "Bekerjalah seakan engkau hidup 1000 tahun lagi dan Sholatlah seakan engkau mati esok"
Petuah bijak tersebut sangat baik kita ingat. Lihatlah fotoku, betapa hari yang ku lewati dengan kesibukan bekerja, dengan keriangan bersama teman, kemudian tak ada yang mengetahui bahwa akan terselingi dengan adegan terbaring di ICU dengan berbagai alat medis yang memantau dan membantu panjangnya usiaku. Cukupkah amalku untuk menghadap Allah jikalau saat itu adalah waktuku kembali pada Allah? Tuntaskah sudah tugasku sebagai seorang hamba Allah dan anak manusia? Musibah hingga ajal tak ada yang bisa mengira. Selamat dari kecelakaan hebat, tak sedikit yang pernah merasakan. Menemui ajal karena hal yang remeh tak jarang telah dibuktikan. Lalu mengapa kita masih sering lupa pada hakekat kita diciptakan Allah dan fungsi kita bagi dunia dan seisinya? Ya, banyak dari kita yang lupa akan diri sebagai hamba Allah yang diciptakan untuk beribadah kepadaNya dan manusia sebagai khalifah di bumi Allah.

Petuah di atas betapa bisa menjadi salah satu penyulut lentera jiwa kita agar sebagai manusia kita harus melakukan terbaik semampu kita disaat beribadah sebagai khalifah di bumi ini hingga saat kita merebahkan diri dalam penghambaan kepada Allah. Semangat bekerja, semangat berkarya, semangat mengisi hari seakan perjalanan hidup kita masih panjang. Tak enggan berbagi, tak enggan memberi, sholat dg hati seakan tiada kan berjumpa lagi.

Kutipan favorit ini, semoga bisa menambah kebijaksanaan kita semua dalam menjalani kehidupan kita. "Semua akan jadi hal remeh saat kita mengingat kematian."

Musibah yang datang tak akan jadi berlarut sedih berlebihan karena mengingat kematian, hal pasti yang akan kita temui. Kesenangan yang menggembirakan tak akan dirayakan berlebihan bila mengingat kematian, hal yang bisa mengubah tawa jadi air mata. Hidup pun insya Allah tak akan mudah diisi dengan kesia-siaan karena mengingat mati yang butuh membawa amalan baik lagi diridhoi Robbi. Bahwa mati adalah akhir perjalanan di dunia, masa kita menanam kebaikan-kebaikan di dunia untuk kita tuai di akhirat kelak. Namun, semudah itukah? hanya dengan mengingat mati kita tak akan lengah, tak akan foya-foya, tak akan membenamkan diri dalam kenestapaan? semudah itukah semuanya dapat diatasi dengan mengingat kematian saja?
Tentu jawabnya ada pada diri kita masing-masing. Bagaimana kita mengingat kematian itu sendiri? Menanggapinya dengan keimanan kita, memberi arti pada kematian itu sendiri. Semoga kita semua bisa terus berusaha mendekatkan diri pada Allah sehingga setiap hikmah dalam setiap nasehat dan peringatan dapat kita pahami dan resapi dalam hati menjadi petunjuk bagi diri ini. Amin